GENERASI SEHAT CERDAS CERIA



Sehat, Cerdas, Ceria dan Berahlak Mulia

Bunda Paud Hj. Kurnia Agustina Dadang M. Naser, melaunching Gerakan Nasional Orang Tua Membacakan Buku (Gernas Baku), sebagai strategi menumbuhkan minat baca pada anak, sekaligus menjadi rangkaian acara Gebyar Himpaudi tahun 2018 di Aula Oval Miko Mall Margahayu- Bandung, Rabu (4/4).

Gernas Baku tersebut kata The Nia sapaan akrabnya, adalah suatu gerakan untuk mendukung inisiatif dan peran keluarga dalam meningkatkan minat baca anak, melalui pembiasaan di rumah, di lembaga PAUD, dan masyarakat.

“Gernas Baku adalah startegi untuk menumbuhkan minat baca pada anak, meningkatkan kemampuan komunikasi, menyampaikan ide anak, meningkatkan jiwa imajinasi, daya pikir anak, mempererat hubungan sosial emosi orangtua dan anak serta meningkatkan rasa ingin tahu pada anak,” ungkapnya dihadapan ratusan anak-anak Paud dan para orangtua.

Agenda yang dilaunching, menurut Bunda Literasi Kabupaten Bandung itu juga dianggap sangat bermakna, karena selain mengedukasi para orangtua akan pentingnya mendampingi tumbuhkembang anak, diharapkan bisa menjalin kedekatan emosional antara keduanya, sehingga membentuk karakter anak yang tangguh dan mandiri.

“Terima kasih ayah bunda sudah mau mendampingi anak-anaknya. Ini sangat bermakna untuk pertumbuhan karakter anak, bukan hanya di sekolah saja sang buah hati mendapatkan pasokan ilmu yang bermanfaat, tetapi kita dorong para orangtua untuk melakukan pengawasan, membina, memberikan kasih sayangnya serta mengarahkan potensi mereka untuk masa depan, salah satunya dengan membacakan buku untuk anak-anak,” imbuhnya.

Dari jumlah penduduk Kabupaten yang mencapai 3,6 juta jiwa ungkapnya, jumlah anak berada di kisaran 1,2 juta jiwa. Untuk itu karena setiap anak adalah unik, berbakat, kreatif dan memiliki potensinya sendiri, peran orangtua sebagai teladan harus mampu memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya.

“Mudah-mudahan dengan gerakan yang masif ini, dari mulai desa, kecamatan, kelurahan, kabupaten hingga lebih luas lagi, akan menjadi pembangunan karakter manusia. Semua harus bergerak dan berperan, memberikan support. Untuk Dinas Pendidikan, program seperti ini harus terus digerakan karena seperti yang dilagukan tadi, buku adalah gudang ilmu, dengan membaca akan menambah pengetahuan, bahkan bercerita tentang dunia berserta isinya,” ujar Bunda Literasi usai bernyayi bersama anak-anak PAUD se Kabupaten Bandung itu.

Bunda literasi berpesan, agenda yang mendukung keberpihakan terhadap pemenuhan hak anak seperti itu harus terus dilakukan. Jika ingin generasi cemerlang, semua harus berbuat khususnya para orangtua.

“Kegiatan mendukung keberpihakan pada hak anak dan program literasi harus dilakukan juga di seluruh Kecamatan. Anak Kabupaten Bandung harus sehat, cerdas, ceria dan berahlak mulia. Selain itu para orangtua harus tahu hak anak yang wajib didapat yakni bermain, pendidikan, perlindungan, nama, kebangsaan, makanan, kesehatan, rekreasi, kebersamaan dan peran dalam pembangunan,” paparnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Dr. H. Juhana.,M.Mpd menyampaikan pesan, bahwa Proses pendidikan jangan melupakan 3 hal yakni pembentukan karakter baik pribadi maupun kinerja, kompetensi seperti berfikir kritis, kreativitas, komunikasi dan kolaborasi serta jangan lupa untuk beradaptasi terhadap era kekinian untuk hal yang berhubungan dengan literasi.

“Disdik akan meluncurkan buku-buku bacaan orangtua, untuk dibacakan kepada anak-anaknya. Juga atas dukungan bunda literasi untuk mencerdaskan anak-anak di Kabupaten Bandung. Ayo sabilulungan kita Satu hari, satu aksi dan dedikasi untuk mensukseskan germas baku pada 5 mei 2018 nanti,” pungkasnya.

Pada kesempatan itu pula, gebyar Himpaudi 2018 diikuti sedikitnya 600 anak Paud yang mengikuti berbagai perlombaan seperti mewarna, menggambar, mendongeng, tari tradisional dan tahfiz cilik. Turut hadir Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Tri Heru Setiati,SH,S.P1, Ketua PGRI, Camat Margahayu, Para Penilik, Pokja 2 TP.PKK

GENERASI SEHAT CERDAS CERIA MENUJU BANGSA BERKARAKTER


Anak adalah amanah dari Alloh SWT, dan penentu kehidupan masa depan. Pembentukan karakter bangsa dan kehandalan masa depan ditentukan bagaimana memberikan perlakuan yang tepat kepada anak sejak usia dini. Karena untuk menghasilkan bangsa yang berkarakter diperlukan pendidikan yang tuntas dan tepat sasaran.

Salah satu lembaga yang berperan dalam proses pembentukan karakter anak adalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).PAUD merupakan jenjang sebelum jenjang pendidikan dasar, dan juga merupakan salah satu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak 3-6 tahun. Pembinaan PAUD dilakukan dalam upaya memberikan rangsangan pendidikan dalam perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan lebih lanjut.

Herna Mediana Pratiwi S.Psi, selaku tutor PAUD sekaligus tenaga pendidik di Pusat Unggulan PAUD terpadu Sahara Islamic School yang beralamat di Jl.Raya Timur No 2a Cikiray Singaparna ini, menyebutkan bahwa melalui PAUD kita bisa membangun moral bangsa, sikap, dan karakter. Pada usia 0-4 tahun kapasitas intelektual anak sudah terbentuk 50%. Artinya pada usia tersebut otak anak tidak mendapat rangsangan yang maksimal. Sementara pada usia 4-8 tahun 80%  kapasitas kecerdasan manusia sudah terbentuk. Artinya kapasitas kecerdasan anak hanya bertambah 30% setelah usia 4-8 tahun. Selanjutnya kapasitas kecerdasan anak akan mencapai 100% setelah berusia 18 tahun. Oleh karena itu usia dini sering di istilahkan dengan masa keemasan (Golden Age Priority).

PAUD Sahara yang mempunyai jumlah anak didik sebanyak 110 anak, mempunyai strategi dalam hal membentuk karakter anak, karena sesuai dengan Visi dan Misi program PAUD yaitu “ Terwujudnya anak usia dini yang sehat, cerdas, ceria, berbudi pekerti luhur serta memiliki kesiapan baik fisik maupun mental dalam memasuki pendidikan dan kehidupan selanjutnya. Sedangkan Misinya yaitu “ Mengupayakan layanan pendidikan bagi seluruh anak di Indonesia dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yaitu insan yang beriman, bertaqwa, disiplin, mandiri, inovatif, kreatif, memiliki kesetiakawanan sosial yang tinggi, berorientasi masa depan, serta memiliki kesadaran masyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dalam membentuk karakter anak sesuai dengan kurikulum PAUD berdasarkan Permen No. 58 Tahun 2010 tentang standar PAUD, ada 7 karakter yang di terpakan pada anak usia dini, ungkap ibu Herna. Nilai karakter itu diantaranya, jujur, disiplin, tanggungjawab, visioner, kerjasama, adil dan peduli. Dengan menerapkan nilai karakter tersebut di harapkan anak bisa bereksplorasi dan berkembang sesuai tahap perkembangannya. Untuk menerapkan nilai karakter  tersebut dilakukan dengan cara pembiasaan setiap hari misalnya dengan membiasakan disiplin dan tepat waktu.

Selain dengan pembiasaan pembentukan karakter juga dilakukan melalui permainan dengan menampilkan tema-tema yang menarik dan kontekstual. Proses pembelajaran di PAUD juga semakin bermakna dan menyenangkan bagi anak dengan adanya sentra-sentra, yang dapat membantu anak mengoptimalkan potensinya. Ada 6 sentra yang setiap hari di berlakukan diantaranya yaitu sentra persiapan, main peran, bahan alam, imtaq, balok dan seni. Setiap sentra mempunyai satu kegiatan khusus dan fokus bidang pengembangan tertentu, yang di dampingi oleh satu orang guru.

“Selain dengan metode pembiasaan dan permainan, karakter anak pun di tentukan oleh perlakuan kita terhadap anak karena kalau salah mendidik dari awal maka kesananya juga akan salah”ungkap ibu Herna yang juga seorang ahli Psikologi, dengan prinsipnya yaitu “Always Teaching With Heart”.

Sementara itu Siti Maryani S.Pd.I, salah satu guru PAUD di PAUD Al-Hidyah yang beralamat di Jl. Warung Peuteuy Ds.Sukaluyu Kec. Mangunreja, menjelaskan bahwa pendidikan karakter mulai dari usia dini harus di dukung pula oleh keluarga dan lingkungan. Karena kunci pembentukan karakter sejatinya adalah keluarga. Dan juga keluarga mempunyai tiga fungsi penting dalam membentuk karakter anak yaitu, fungsi pendidikan, fungsi agama, dan fungsi ekonomi. Sementara sekolah dan seluruh civitasnya mempunyai peran kedua setelah keluarga yang mampu membangun dan memberikan tauladan mengenai karakter positif dan mampu memfasilitasi penyelenggaraan pendidikan karakter dengan sistem yang jelas dan berkelanjutan agar program pendidikan karakter tidak hanya sebatas seremonial belaka.
Proses pembentukan karakter itu merupakan proses yang berlangsung seumur hidup, anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter jika ia tumbuh dalam lingkungan berkarakter pula. Jelas dalam hal ini pendidikan merupakan sarana dalam membentuk karakter individu, ungkap Opan Nurul Amin S.Pd.I selaku guru PAI di SMK Singaparna.

Pembangunan karakter harus dilakukan mulai dari pendidikan usia dini sampai pendidikan tinggi. Karena salah satu keberhasilan program pengembangan karakter pada satuan pendidikan adalah keteladanan dari para tenaga pendidik. Oleh karena itu diperlukan metode dan strategi yang tepat dalam pengintegrasian pedidikan karakter di satuan pendidikan.

Disini jelaslah pentingnya pendidikan karakter mulai dari akar sampai puncak, karena pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan bangsa. Penanaman karakter yang dimulai sejak dini merupakan langkah awal terbentuknya karakter berkualitas yang mempunyai akhlak, budi pekerti serta harapan di masa depan. Adannya koruptor yang saat ini menjadi isu nasional itu karena pikirannya kotor dan kurangnya pendidkan karakter, sehingga terjerumus kedalam hal yang tidak mencerminkan bangsa yang bermoral dan berakhlak mulia.

Bangsa Indonesia bisa menjadi bangsa yang unggul dan mulia dengan pengelolaan manageman pendidikan karakter yang sinergis. Karena melalui pendidikan karakter inilah kita dapat mengadakan perubahan dalam pelaksanaan pendidikan yang ada di Indonesia. Kita perlu bercermin kembali dengan pendidikan yang dulu di kembangkan oleh Ki Hajar Dewantara yang telah melahirkan generasi-generasi yang memiliki moral dan karakter. Begitu pula PAUD dengan motonya “Sehat, Cerdas, Ceria” siap mencetak dan melahirkan generasi-generasi muda yang memiliki karakter baik, berakhlakulkarimah, serta berbudi pekerti luhur guna menjadi bangsa yang berkarakter dan mengabdi untuk kemajuan negara.

0 Response to "GENERASI SEHAT CERDAS CERIA"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel