Masuk SD, Siswa TK Tak Boleh Dites!
Selain pengenalan membaca, menulis, dan berhitung (calistung) tidak diperkenankan untuk diajarkan secara langsung sebagai pembelajaran kepada para anak didik di Taman Kanak-kanak (TK), tidak dibenarkan pula siswa TK dites dan diuji terlebih dulu untuk melanjutkan ke tingkat Sekolah Dasar.
Demikian dikatakan oleh Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Prof Suyanto kepada Kompas.com di Jakarta, Jumat (12/2/2010), terkait adanya pembelajaran calistung di TK dan tes uji anak didik TK sebelum masuk SD, terutama di sekolah-sekolah swasta. Suyanto menegaskan, apapun bentuknya, tes tersebut tidak diperkenankan.
Aturan main untuk persoalan tersebut, kata Suyanto, sudah tertuang dalam Surat Edaran dari Dirjen Dikdasmen Nomor: 1839/C.C2/TU/2009 yang ditujukan kepada para gubernur dan bupati/walikota di seluruh Indoensia. Surat edaran itu menyebutkan, bahwa kriteria calon peserta didik SD/MI berusia sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun, pengecualian terhadap usia peserta didik yang kurang dari 6 (enam) tahun dilakukan atas dasar rekomendasi tertulis dari pihak yang berkompeten, seperti konselor sekolah/madrasah maupun psikolog.
Oleh karena itu, lanjut dia, setiap SD wajib menerima peserta didik tanpa melalui tes masuk dan tetap memprioritaskan pada anak-anak yang berusia 7 sampai 12 tahun dari lingkungan sekitarnya tanpa diskriminasi sesuai daya tampung satuan pendidikan yang bersangkutan.
"Jadi, tidak ada itu tes-tes masuk. Di situ kan sudah dijelaskan, bahwa masuk SD itu ukurannya hanya usia, bukan kemampuan akademik melalui sebuah tes," tegasnya.
Hanya, lanjut Suyanto, Kementrian Pendidikan Nasional (pemerintah) tidak bisa mengambil tindakan atau sanksi apapun karena sekolah memiliki otonomi. Pun, wacana mengenai himbauan ini sendiri sudah berulang kali dilakukan oleh pemerintah, sementara kenyataannya tetap banyak sekolah yang melakukan.
"Biasanya kalau di SD favorit hal itu dilakukan untuk penyaringan kualitas calon-calon anak didiknya. Tetapi terlepas dari itu, intinya kami (pemerintah) sudah menegaskan tidak diperbolehkan ada tes. Alasan penyaringan kualitas itu masuk akal, tapi tidak benar," tegas Suyanto.
"Sayangnya kami tidak bisa menindak, seharusnya yang menindak itu pemerintah daerah melalui dinas pendidikannya," tambah Suyanto.
Jangan Panik dengan Tes Masuk SD
Dulu, masuk ke Sekolah Dasar (SD) tidak perlu pakai tes. Asalkan cukup umur, 6-7 tahun, anak bisa masuk SD, baik di sekolah negeri atau swasta. Sekarang, umur saja tidak cukup. Mau masuk SD, anak harus dites dulu. Sudah bisa baca belum? Kenal huruf enggak? Sudah pandai menghitung sampai berapa?
Maria, seorang guru TK internasional dengan pengalaman mengajar 10 tahun, memahami betul dilema adanya tes masuk SD ini. "Intinya, semua anak berhak mendapat pendidikan. Kalau pun anak itu kurang pintar, apa malah dia tak boleh sekolah?" tuturnya pada Kompas.com, Jumat (12/2/2010).
Ia mengatakan, sebenarnya lain sekolah bisa lain kebijakan. Tetapi kebanyakan sekolah berstandar internasional atau nasional plus kini sudah memberlakukan tes baca-tulis-hitung (calistung) pada anak-anak sebelum dibukanya penerimaan murid. Memang, lanjut dia, ada sekolah yang sekedar ingin tahu kemampuan anak. Pun, karena kapasitas kelasnya besar, anak kemungkinan besar diterima, kecuali ada keterbelakangan mental maka itu lain soal lagi.
"Yang penting orang tua jangan negative thinking saja," pesan Maria, agar orang tua tidak menjadi terlalu cemas anaknya ketinggalan.
Toh, kata dia, makin banyak murid pendapatan sekolah juga semakin lancar. Namun dia juga mengakui, ada sekolah yang lebih ketat penerimaannya, entah karena keterbatasan kapasitas atau alasan lainnya. Namun, karena orang tua panik dan mengira anaknya harus sudah bisa calistung maka, pihak guru pun panik.
"Kita juga sebagai guru ikut tertekan. Kalau anaknya belum bisa kita yang dipersalahkan, dan si anak juga jadi stres karena merasa tak bisa," keluh Maria.
Etis, seorang supervisor sekolah TK dan SD di kawasan Kelapa Gading, menyatakan bahwa di sekolahnya memang untuk masuk SD ada tes baca tulis. "Tapi sifatnya lebih untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan si anak, dan bagaimana membantu mengatasi kelemahan yang ada," ujarnya.
"Ya, orang tua juga dijelaskan tentang ini," jawabnya tentang orang tua juga diberi penjelasan yang cukup agar tidak panik.
Roslina Verauli, psikolog anak, mengenai tes masuk SD ini ikut memberikan tanggapannya. Roslina mengaku suka dengan adanya ujian. Hanya, kata dia, yang diujikan semestinya bukanlah materi akademis atau calistung, melainkan tes kemampuan dan konsep dasar.
"Ada kekeliruan, orang merasa anak harus bisa calistung untuk masuk SD," tambahnya.
Untuk itu, Roslina menyarankan agar ada persamaan persepsi dulu di masyarakat, baik antara pihak sekolah, pengajar, dan orang tua agar tidak terjadi kekhawatiran yang ujung-ujungnya menekan si anak.
-kompas.com-
0 Response to "Masuk SD, Siswa TK Tak Boleh Dites!"
Posting Komentar