SEGALA TENTANG PENYAKIT GIZI
Penyakit Gizi adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan dan kelebihan asupan gizi atau zat kimia yang diperlukan oleh tubuh.
Faktor – Faktor Penyebab Gizi Salah
1) Pola makan
Protein (dan asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang cukup, tidak semua makanan mengandung protein/asam amino yang memadai. Gaya hidup modern dengan perkembangan IPTEK dimana terjadinya arus moderenisasi yang membawa banyak perubahan pada pola hidup masyarakat.
2) Faktor Sosial
Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan sosial dan politik tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan makanan tertentu dan sudah berlansung turun-turun dapat menjadihal yang menyebabkan terjadinya kwashiorkor.
3) Faktor Pendidikan
Kurang adanya pengetahuan tentang pentingnya gizi dikalangan masyarakat yang pendidikannya relative rendah.
4) FaktorEkonomi
Kemiskinan keluarga penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi.
5) Faktor Infeksi dan penyakit lain
Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP (Mal nutrisi energi protein) dan infeksi. Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan sebaliknya MEP, walaupun dalam derajat ringan akan menurunkan imunitas tubuh terhadap infeksi
Jenis – JenisPenyakitGizi
Penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan akibat dari kelebihan atau kekurangan zat gizi dan yang telah merupakan masalah kesehatan masyarakat, khususnya di Indonesia, antara lain sebagai berikut :
1) Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP)
Penyakit ini terjadi karena ketidak seimbangan antara konsumsi kalori atau karbohidrat dan protein dengan kebutuhan energi atau terjadinya defisiensi atau deficit energy dan protein. Pada umumnya Anak Balita merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi. Hal ini disebabkan anak Balita dalam periode transisi dari makanan bayi kemakanan orang dewasa, Hal ini juga di karenakan pada umur tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Apabila konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori maka akan terjadi defisiensi tersebut (kurang kalori dan protein).
2) Penyakit Kegemukan (Obesitas)
Penyakit ini terjadi ketidak seimbangan antara konsumsi kalori dan kebutuhan energi, yakni konsumsi kalori terlalu berlebih dibandingkan dengan kebutuhan atau pemakaian energi. Kelebihan energi di dalam tubuh ini disimpan dalam bentuk lemak. Pada keadaan normal, jaringan lemak ini ditimbun di tempat-tempat tertentu diantaranya dalam jaringan subkutan dan di dalam jaringan tirai usus.
3) Anemia (Penyakit Kurang Darah)
Penyakit ini terjadi karena konsumsi zat besi (Fe) pada tubuh tidak seimbang atau kurang dari kebutuhan tubuh. Zat besi merupakan mikro elemen yang esensial bagi tubuh yang sangat diperlukan dalam pembentukan darah, yakni dalam hemoglobin (Hb).
4) Xerophthalmia (Defisiensi Vitamin A)
Penyakit ini disebabkan karena kekurangan konsumsi vitamin A di dalam tubuh. Gejala-gejala penyakit ini adalah kekeringan epitel bijimata dan kornea karena glandula lakrimalis menurun. Terlihat selaput bola mata keriput dan kusam bila biji mata bergerak. Fungsi mata berkurang menjadi hemeralopia atau noctalmia yang oleh awam disebut buta senja atau buta ayam, tidak sanggup melihat pada cahaya remang-remang..
5) Penyakit Gondok (Endemik)
Penyakit ini disebabkan karena kekurangan zat iodium. Zat iodium merupakan zat gizi esensial bagi tubuh karena merupakan komponen dari hormon thyroxin. Zat iodium ini dikonsentrasikan di dalam kelenjar gondok
Untuk peanggulangan penyakit akibat kekurangan iodium dalam rangka peningkatan kesehatan masyarakat dapat dilakukan melalui program iodiumisasi yaitu dengan penyediaan garam dapur yang diperkaya dengan iodium.
Macam-macam Penyebab dan Jenis-Jenis Penyakit Gizi
Konsumsi gizi makanan pada seseorang dapat menentukan tercapainya tingkat kesehatan, atau sering disebut status gizi.
Apabila tubuh berada dalam tingkat kesehatan optimum, di manajaringan jenuh oleh semua zat gizi, maka disebut status gizi optimum. Dalam kondisi demikian tubuh terbebas dari penyakit danmempunyai daya tahan yang setingi-tingginya.
Apabila konsumsigizi makanan pada seseorang tidak seimbang dengan kebutuhantubuh, maka akan terjadi kesalahan akibat gizi (malnutrition).Malnutrisi ini mencakup kelebihan gizi disebut gizi lebih(overnutrition), dan kekurangan gizi atau gizi kurang(undernutrition).
Beberapa penyebab gizi buruk
Pada tahun 1988, UNICEF, salah satu badan organisasi PBByang khusus bergerak dibidang kesejahteraan anak telahmengembangkan kerangka konsep perbaikan gizi. Dalamkerangka tersebut ditunjukkan bahwa masalah gizi kurang dapatdisebabkan oleh:
1. Penyebab langsung: Makanan dan penyakit dapat secaralangsung menyebabkan gizi kurang. Timbulnya gizi kurangtidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang,tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat cukup makanantetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat menderitagizi kurang. Demikian pula pada anak yang tidakmemperoleh cukup makan, maka daya tahan tubuhnya akanmelemah dan akan mudah terserang penyakit.
2. Penyebab tidak langsung: Ada 3 penyebab tidak langsungyang menyebabkan gizi kurang yaitu:
1) Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai.Setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhikebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalamjumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu gizinya.
2) Pola pengasuhan anak kurang memadai.Setiap keluarga dan mayarakat diharapkan dapatmenyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadapanak agar dapat tumbuh kembang dengan baik baik fisik,mental dan sosial.
3) Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai.Sistim pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapatmenjamin penyediaan air bersih dan sarana pelayanankesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluargayang membutuhkan.
Ketiga faktor tersebut berkaitan dengan tingkat pendidikan,pengetahuan dan ketrampilan keluarga. Makin tinggi tingkat
pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan, makin baik tingkatketahanan pangan keluarga, makin baik pola pengasuhan
maka akan makin banyak keluarga yang memanfaatkanpelayanan kesehatan.
Penyakit kurang kalori dan protein (KKP)
Penyakit ini terjadi karena ketidakseimbangan antara konsumsikalori atau karbohidrat dan protein dengan kebutuhan energi,sehingga menyebabkan terjadinya defisiensi atau defisit energidan protein. Pada umumnya penyakit ini terjadi pada anakbalita, karena pada umur tersebut anak mengalamipertumbuhan yang pesat. Apabila konsumsi makanan tidakseimbang dengan kebutuhan kalori, maka akan terjadi defisiensitersebut (kurang kalori dan protein). Penyakit ini dibagi dalamtingkat-tingkat, yakni:
1. KKP ringan, kalau berat badan anak mencapai antara 84%-95% dari berat badan menurut standar Harvard.
2. KKP sedang, kalau berat badan anak hanya mencapai 84%-60% dari berat badan menurut standar Harvard.
3. KKP berat (gizi buruk), kalau berat badan anak kurang dari60% dari berat badan menurut standar Harvard.
Beberapa ahli hanya membedakan adanya dua macam KKPsaja, yakni: KKP ringan atau gizi kurang dan KKP berat (giziburuk) atau lebih sering disebut marasmus (kwashiorkor). Anakatau penderita marasmus ini tampak sangat kurus, berat badankurang dari 60% dari berat badan ideal menurut umur, mukaberkerut seperti orang tua, apatis terhadap sekitarnya, rambutkepala halus, jarang, dan berwarna kemerahan.
Penyakit KKPpada orang dewasa memberikan tanda-tanda klinis sebagaiberikut: Pembengkakan jaringan (oedema) atau honger oedema(HO) atau juga disebut penyakit kurang makan, kelaparan ataubusung lapar. Oedema pada penderita biasanya tampak padadaerah kaki.
Penyakit kegemukan (obesitas)
Penyakit ini terjadi ketidakseimbangan antara konsumsi kaloridan kebutuhan energi, yakni konsumsi kalori terlalu berlebihdibandingkan dengan kebutuhan atau pemakaian energi.Kelebihan energi di dalam tubuh ini disimpan dalam bentuklemak. Pada keadan normal, jaringan lemak ini ditimbun ditempat-tempat tertentu di antaranya dalam jaringan subkutan,dan di dalam jaringan tirai usus. Seseorang dikatakan menderitaobesitas apabila berat badannya pada laki-laki melebihi 15%dan pada wanita melebihi 20% dari berat badan ideal menurutumurnya.
Pada orang yang menderita obesitas ini organ-organtubuhnya dipaksa untuk bekerja lebih berat, karena harusmembawa kelebihan berat badan. Oleh sebab itu, padaumumnya lebih cepat gerah, capai, dan mempunyaikecenderungan untuk membuat kekeliruan dalam bekerja.Akibat dari penyakit obesitas ini, para penderitanya cenderungmenderita penyakit-penyakit: kardiovaskuler, hipertensi, dandiabetes melitus. Berat badan ideal pada orang dewasa menurutrumus Dubois adalah:B (kg) = (T cm -100) + 10%Keterangan:
B = Berat badan ideal
T = Tinggi badan
Oleh bagian gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,dilakukan koreksi sebagai berikut:
B (kg) = {(Tcm - 100) - 10%}+ 10%
Contoh: Si Ali (dewasa) diukur tinggi badannya 160 meter, makaberat badan ideal Ali adalah antara 54 kilogram dengan 66kilogram (paling rendah 54 kg, paling tinggi 66 kg). Apabilaorang dewasa yang tingginya 160 cm, dengan berat badan dibawah 54 kg, maka ia kurang gizi, dan bila lebih dari 66 kg, iatermasuk obesitas (kegemukan).
Penyebab kegemukan
Untuk diketahui dengan jelas bahwa kegemukan disebabkanmakanan terlalu banyak. Mengapa seseorang makan terlalubanyak? Masalah keturunan dapat menjadi salah satupenyebabnya. Sebab itu bayi yang baru lahir dari kedua orangtua yang kegemukan mempunyai kemungkinan 90 persen untukkegemukan juga. Sering organ pencernaan mereka lebihberdayaguna daripada orang biasa, hingga sedikit makanan sajasudah cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya, karenakelebihan zat makanan menyebabkan penumpukan lemak.
Kerugian kegemukan
Mari kita lihat hal yang merugikan anda bila anda kegemukan.Ringkasnya adalah sebagai berikut:
1. Beban psikologis
2. Menambah tekanan darah
3. Menambah hiperkolesterolemia
4. Menambah kemungkinan diabetes
5. Menambah risiko kanker
6. Menambah risiko kematian
7. Menambah risiko penyakit pembuluh jantung koroner.
Anemia (penyakit kurang darah)
Penyakit anemia terjadi karena konsumsi zat besi (Fe) padatubuh tidak seimbang atau kurang dari kebutuhan tubuh. Zatbesi merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh, yangsangat diperlukan dalam pembentukan darah, yakni dalamhemoglobin (Hb). Di samping itu, Fe juga diperlukan untukpembentukan koenzim yaitu senyawa penggiat enzim. Zat besi(Fe) lebih mudah diserap oleh usus halus dalam bentuk Ferro.Penyerapan ini mempunyai mekanisme autoregulasi yang diaturoleh kadar Ferritin yang terdapat dalam sel-sel mukosa usus.
Dalam kondisi Fe yang baik, hanya sekitar 10% saja dari fe yangterdapat di dalam makanan diserap ke dalam mukosa usus.Ekskresi Fe dilakukan melalui kulit, di dalam bagian-bagiantubuh yang jumlahnya sangat kecil sekali. Sedangkan padawanita ekskresi Fe lebih banyak melalui darah menstruasi. Olehsebab itu, kebutuhan Fe pada wanita dewasa, lebih banyakdibandingkan dengan pada pria. Pada wanita hamil kebutuhanFe meningkat karena bayi yang dikandung juga memerlukan Fe.
Defisiensi Fe atau anemia besi di Indonesia jumlahnya besarsehingga sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat.Program penanggulangan anemia besi, khususnya untuk ibuhamil sudah dilakukan melalui pemberian Fe secara cuma-cumamelalui Puskesmas atau Posyandu.
Defisiensi vitamin A (zerophthalmia)
Penyakit ini disebabkan karena kekurangan konsumsi vitamin Adi dalam tubuh. Gejala-gejala penyakit ini adalah kekeringanepitel biji mata dan kornea, karena sekresi kelenjar air mata(lacrimalis) menurun. Terlihat selaput bolamata keriput dankusam bila biji mata bergerak. Fungsi mata berkurang menjadihemeralopia atau nictalpia, yang oleh awam disebut buta senjaatau buta ayam, tidak sanggup melihat pada cahaya remang-remang.Pada stadium lanjut mata mengoreng, karena selselnyamenjadi lunak yang disebut keratomalasia dan dapatmenimbulkan kebutaan.
Fungsi vitamin A sebenarnya mencakup 3 fungsi, yakni: fungsidalam proses melihat, dalam proses metabolisme, dan prosesreproduksi. Gangguan yang diakibatkan karena kekuranganvitamin A yang menonjol, khususnya di Indonesia adalahgangguan dalam proses melihat yang disebut zerophthalmia ini.Oleh sebab itu, penanggulangan defisiensi kekurangan vitaminA yang penting disini ditujukan kepada pencegahan kebutaanpada anak balita.
Program penanggulangan zerophthalmiaditujukan pada anak balita dengan pemberian vitamin A secaracuma-cuma melalui Puskesmas dan/atau Posyandu. Di sampingitu, program pencegahan dapat dilakukan melalui penyuluhangizi masyarakat tentang makanan-makanan yang bergizi,khususnya makanan-makanan sebagai sumber vitamin.
Penyakit gondok endemik
Zat Iodium merupakan zat gizi esensial bagi tubuh, karenamerupakan komponen dari hormon tiroksin. Zat iodium inidikonsentrasikan di dalam kelenjar gondok (glandula thyroidea)yang dipergunakan dalam sintesis hormon tiroksin. Hormon iniditimbun dalam folikel kelenjar gondok, terkonjugasi denganprotein (globulin), maka disebut thyroglobulin. Apabila diperlukanthyroglobulin ini dipecah dan terlepas hormon tiroksin yangdikeluarkan dari folikel kelenjar ke dalam aliran darah.
Kekurangan zat Iodium ini berakibat kondisi hipotiroidisme(kekurangan iodium), dan tubuh mencoba untukmengkompensasi dengan menambah jaringan kelenjar gondok.Akibatnya terjadi hipertrophi (membesarnya kelenjar tiroid), yangkemudian disebut penyakit gondok. Apabila kelebihan zatiodium, maka akan mengakibatkan gejala-gejala pada kulit yangdisebut Iodium dermatitis. Penyakit gondok ini di Indonesiamerupakan endemik terutama di daerah-daerah terpencil dipegunungan, yang air minumnya kekurangan zat Iodium. Olehsebab itu, penyakit kekurangan Iodium ini disebut gondokendemik.
Kekurangan Iodium juga dapat menyebabkangangguan kesehatan lain, yakni: kretinisme. Kretinisme adalahsuatu kondisi penderita dengan tinggi badan di bawah normal(cebol). Kondisi ini disertai berbagai tingkat keterlambatanperkembangan jiwa dan kecerdasan, dari hambatan ringansampai dengan sangat berat (debil). Ekspresi muka seorang
bocah yang menderita kretin ini memberikan kesan orangbodoh, karena tingkat kecerdasannya sangat rendah. Padaumumnya orang kretin ini dilahirkan dari ibu yang sewaktu hamilkekurangan zat iodium.
Terapi penyakit ini pada penderitadewasa pada umumnya tidak memuaskan. Oleh sebab itu,penanggulangan yang paling baik adalah pencegahan, yaitudengan memberikan dosis Iodium kepada para ibu hamil. Untukpenanggulangan penyakit akibat kekurangan Iodium dalamrangka peningkatan kesehatan masyarakat dapat dilakukanmelalui program Iodiumisasi. Yaitu dengan penyediaan garamdapur yang diperkaya dengan Iodium. Dalam kaitan inipemerintah Indonesia melalui departemen Perindustrian telahmemproduksi khusus garam Iodium untuk daerah-daerahendemik gondok.
0 Response to "SEGALA TENTANG PENYAKIT GIZI"
Posting Komentar