Gejala Serta Penanganan Sakit Perut Pada Bayi


Gejala Serta Penanganan Sakit Perut Pada Bayi
Hallo Bunda...

Mungkin saat ini Bunda sedang panik karena bayi tersayang rewel yang terus menangis. Mungkin bayi sakit perut jika menunjukkan gejala posisi punggung dan bagian belakang sedikit terangkat saat sedang tidur terlentang.

Merawat bayi yang baru lahir adalah masa-masa indah setelah melewati proses melahirkan. Melihat bayi yang imut telah hadir dalam keluarga adalah hal yang sangat menyenangkan.

Namun saat bayi mulai rewel dan terus menangis, Bunda pasti mulai cemas dan sedih melihat kondisi sang bayi. Bunda harus tanggap melihat gejala sakit bayi. Sakit perut adalah penyakit umum yang terjadi pada bayi yang baru lahir.

Dikutip dari thebump.com, dr. Cheryl Wu MD, seorang dokter anak di LaGuardian, New York, Amerika mengatakan bayi usia 3 sampai 4 bulan sangat rentan terkena sakit perut. Bahkan dirinya menyebut kondisi ini sangat wajar terjadi.

Ada beberapa faktor pemicu bayi sakit perut. Dalam artikel ini kita akan bahas satu persatu penyebab dan cara menanggulangi sakit perut pada bayi.

Gas Dalam Saluran Pencernaan
Sakit perut pada bayi paling banyak disebabkan adanya gas dalam saluran pencernaan bayi. Gas ini masuk bersamaan dengan ASI atau susu yang bayi minum. Gas tersebut masuk dan terjebak dalam lambung bayi. Pertanyaannya sekarang bagaimana gas bisa menyebabkan bayi sakit perut?

"Perumpamaannya seperti ini. Bayangkan gas tersebut terjebak dan membentuk seperti balon dan menekan lambung bayi. Tentu kondisi ini akan menyebabkan rasa sakit pada bayi," kata Cheryl.

Penyebab kedua adalah aktifitas bakteri dalam usus bayi. Secara alami sudah terdapat bakteri dalam saluran pencernaan bayi. Bakteri ini ikut membantu proses pencernaan bayi, namun disaat bersamaan bakteri ini ikut menghasilkan gas.

Saluran pencernaan bayi masih sangat rentat karena organ ini masih belajar bagaimana bekerja sesuai fungsi. Bayi usia 3 sampai 4 bulan juga belum mampu mengeluarkan gas dalam saluran pencernaan seperi orang dewasa.

Cara mengatasi
Baringkan bayi menghadap keatas dan pegang kedua kakinya. Lakukan gerakan seperti bersepeda secara perlahan dengan mendorong kaki sampai mendekati dada bayi. Lakukan gerakan ini beberapa kali sampai bayi buang angin (kentut).

Cara kedua adalah atur posisi bayi duduk dipangkuan ada menghadap kedepan dan punggungnya bersandar pada bunda. Secara perlahan tarik kaki bayi kearah badan dengan posisi menyilang. Lakukan gerakan ini dengan lembut beberapa kali sampai bayi buang angin.

Cara mencegah
Untuk mencegah perut kembung, usai menyusui atau memberi susu, peluk bayi dengan posisi tegak dan dada bayi bersandar pada anda. Tepuk-tepuk punggung bayi secara perlahan sampai bayi bersendawa.

Bunda juga sebaiknya memberikan sedikit jedah saat menyusui atau memberi susu pada bayi. Berhenti sejenak dan tegakkan badan bayi seperti posisi berdiri. Cara ini dilakukan untuk memberi waktu pada saluran pencernaan bayi untuk sedikit mencerna ASI/susu yang diminum. Jika dirasa cukup, lanjutkan memberi ASI atau susu pada bayi jika dia masih lapar.

Kolik
Penyakit kolik tergolong hal biasa pada bayi yang baru lahir, namun harus diwaspadai jika berlangsung terus menerus. Sampai saat ini dokter belum bisa menyimpulkan penyebab utama kolik pada bayi. Beberapa dugaan pemicu bayi sakit perut misalnya gangguan pencernaan, usus sensitif pada protein tertentu dalam susu, masuk angin, serta gula dalam susu formula. Namun hal ini masih sebatas spekulasi dari dokter.

Gejala bayi terkena kolik lebih serius dibanding sakit perut karena gas. Ciri-ciri umum adalah bayi menangis sampai tiga jam sehari. Bunda harus mengawasi prilaku bayi saat menangis apakah kedua tangannya mengepal, punggung melengkung, lutut tertarik kearah perut, dan wajah memerah.

Gejala yang harus diwaspadai adalah tubuh terkulai saat diangkat, suara tangisan bernada tinggi tanda sakit yang tidak tertahan, muntah berwarna hijau, urin sedikit dibanding saat normal, darah dalam tinja, bayi tidak mau minum ASI atau susu, demam sampai 39 derajat celcius, kejang, bagian kulit tertentu membiru atau pucat, gangguan pernafasan, dan gejala tidak biasa lainnya. Saat menemukan gejala-gejala ini, segera bawa bayi anda ke dokter.

Cara mengatasi
Hal pertama yang harus dilakukan adalah berhenti mengkonsumsi susu formula berbahan dasar susu sapi. Kemungkinan bayi mengalami intoleransi protein dari susu formula. Ganti susu formula berbahan susu sapi dengan susu formula protein rendah seperti susu berbahan dasar kedelai. Namun susu kedelain tidak direkomendasikan pada bayi usia dibawah enam bulan karena mengandung hormon yang bisa mempengaruhi pertumbuhan fisik dan seksual.

Cara kedua adalah Bunda menghentikan sementara mengkonsumsi susu ibu menyusui. Bisa saja kandungan protein dari susu ibu menyusui ikut mempengaruhi ASI dan menyebabkan bayi sakit perut. Jika setelah menghentikan konsumsi susu ini gejala kolik terhenti, maka bunda bisa mengganti asupan kalsium lain dari suplemen.

Cara Menenangkan Bayi Sakit Kolik
Secara umum bunda bisa melakukan beberapa tindakan untuk meredahkan sakit perut pada bayi karena kolik.

 Berikan perhatian dengan cara memijat bagian perut secara halus dan selanjutnya digendong.
 Mandikan bayi dengan air hangat.
 Jangan selalu memindahkan posisi bayi karena beresiko akan menyebabkan sakit perut kambuh dan bayi kembali menangis.
 Jangan mengguncang bayi saat dia sedang menangis.
 Jika gejala bayi sakit perut karena kolik terus terjadi maka bunda harus segera bawa bayi untuk diperiksa dokter.

Gumoh (gastroesophagael reflux)

Bunda mungkin banyak melihat bayi kesayangan memuntahkan sedikit atau bahkan semua ASI atau susu yang baru diminum. Kondisi ini lebih dikenal dengan sebutan gumoh. Hal ini bisa menjadi tanda gangguan pencernaan dan sakit perut pada bayi.

Kondisi ini sangat umum terjadi pada bayi, namun harus waspada jika gomoh terjadi terus menerus setiap selesai minum ASI atau susu. Dampaknya adalah bayi akan kekurangan nutrisi karena banyak yang dimuntahkan.

dr. Cheryl Wu MD, seorang dokter anak di LaGuardian, New York, Amerika mengatakan gumoh terjadi karena katup yang menahan makanan keluar pada tenggorokan bayi belum berfungsi maksimal. Hal yang biasa karena kerja otot dan organ pencernaan bayi belum terlatih.

Cara penanganan
Untuk meminimalisir dampak gumoh, Bunda sebaiknya membiasakan memberikan jedah saat menyusui atau memberi susu pada bayi. Berhenti sejenak untuk memberikan kesempatan organ pencernaan bayi menerima ASI atau susu yang diminum. Jika dirasa telah cukup maka bisa melanjutkan memberi ASI dan susu pada bayi.

Selain itu Bunda juga harus membuat bayi nyaman usai menyusu dengan cara memeluk bayi dan menepuk punggung secara halus sampai terdengar bayi bersendawa.

Demikian beberapa gejala dan penyebab sakit perut yang umum terjadi. Hal paling penting adalah mengawasi prilaku dan tanda lain yang ditunjukkan bayi saat menangis. Bayi belum bisa berkomunikasi secara verbal dan hanya bisa menangis jika merasa tidak nyaman.

Bunda harus cermat mengawasi prilaku bayi supaya bisa membedakan tangisan biasa dengan tangisan karena sakit. Jangan sampai kita panik atau bereaksi berlebihan karena melihat bayi menangis keras hanya karena bayi lapar atau kepanasan. Sebaliknya tangisan dan gerakan tidak normal karena sakit dianggap sepele dan tidak mendapat perhatian serius.

Bunda yang terus berinterkasi dengan bayi tersayang akan mudah mengetahui penyebab setiap tangisan bayi. Terakhir harus diingat adalah segera periksa bayi ke dokter jika kondisi tangisan dan gejala lain yang tidak biasa.

Sekian ulasan JagaBayi mengenai gejala dan penanganan bayi sakit perut. Semoga bisa membantu bunda merawat bayi tersayang.

0 Response to "Gejala Serta Penanganan Sakit Perut Pada Bayi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel